Kopi Yunsirno: Buku Curse to Blessing, Karya Rhenald Kasali
Pontianak, 31 Jan '25
MENCIPTAKAN BERKAH
Inilah buku favorit saya dari sederetan buku sang profesor Rhenald. Kenapa? Pertama buku ini banyak menyerempet ilmu politik, sosiologi dan ilmu-ilmu lain. Tak sekedar manajemen oriented. Membaca buku terasa bukan dari Rhenald yg ahli manajemen tp serasa membaca buku dari banyak penulis atau banyak pakar sekaligus. Keren, bukan? Singkatnya, cukup untung banyak lah mbaca buku ini.
Buku yg terdiri dari bab ini memulai pembahasannya dari kacamata global, yaitu kondisi negara-negara yang dapat keuntungan modal alam dan yang berhasil menciptakan modal manusia.
Yah sang penulis memaparkan begitu tidak pentingnya keunggulan modal alam sebagai faktor suksesnya sebuah negara. Bayangkan bagaimana bisa negara-negara yg dititipi kekayaan berupa minyak bumi atau batu-batu berlian bisa hidup dalam kemiskinan dan (kemudian) kekacauan? Itu terjadi tidak hanya di satu tapi banyak negara. Ini terjadi terutama di beberapa negara yang berkembang dan bahkan kemudian miskin. Dia mencontohkan Nigeria di Afrika dan Venezuela di Amerika Latin sebagai negara kaya minyak tapi tak juga sejahtera. Juga negara kaya berlian seperti Ghana, Angola atau Kongo di Afrika sana yang bukan saja tidak berhasil menjadi sejahtera, tapi malah menjadi negeri yang rentan konflik.
Sebaliknya tak sedikit negara yg dikaruniai alam yang tidak bersahabat tapi mampu mengolah karunia lain yaitu sumber daya manusia. Begitulah yang terjadi pada beberapa negara di Eropa dan Asia.
Di Eropa ada Belanda, di Asia ada Korea Selatan atau Jepang. Mereka mengolah karunia manusianya menjadi kunci kesuksesan dan kemakmuran negaranya.
Lalu bagaimana jika kita malah dikaruniai keduanya? Nah di buku ini Rhenald menyorot sebuah wilayah pemerintahan di Jawa Timur bernama Bojonegoro. Distempel sebagai salah satu daerah tertinggal dan termiskin di Jawa Timur, 'tiba-tiba' di perut buminya ditemukan kandungan minyak bumi.
Nah pertanyaannya apakah kekayaan alam itu akan menjadi 'kutukan' atau pemerintah disana sudah siap mengubahnya menjadi berkah?
No comments:
Post a Comment