Follow

BELAJAR YANG LEBIH VARIATIF DI ERA PANDEMI

 

BELAJAR YANG LEBIH VARIATIF DI ERA PANDEMI

Oleh : Yunsirno (Penemu Metode Kampoenk Jenius)




Tanggal ini, 1 Juni adalah milad Sang Bintang School (SBS) yang ke-16. Tentu syukur kita panjatkan kepadaNya, karena SBS masih diizinkan untuk eksis. Saya juga senang masih bisa beraktifitas dan menjalankan aktifitas ini. Walupun di ultah ini kita mesti berdampingan dengan pandemi. Tapi haruskah milad ini diliputi kesedihan? Tentu tidak, bukan?


Ya memang sepanjang setahun setengah belakangan dunia sedang diuji dengan munculnya pandemi. Sebuah kondisi yang membuat semua entitas mesti menghadapinya dan menyesuaikan diri. Jika kita gagal, maka bisa dipastikan kita akan punah, baik sebagai makhluk hidup maupun lembaga atau kegiatan yang kita kelola. Termasuklah efek ini menghinggapi dunia pendidikan.


Dunia pendidikan yang sangat dibutuhkan umat manusia sedang diuji. Bagaimana belajar yang selama ini berpola guru di depan kelas, murid menyimak di depannya harus segera dipikirkan ulang, Alias reenginering mesti terjadi. Karena pandemi mensyaratkan umat manusia untuk meminimalkan interaksi ketemuan fisik di kelas.  Dunia pendidikan yang selama ini menyuruh murid-muridnya memiliki sifat kreatif dan inovatif agar bisa menghadapi masa depan dengan sukses, kali ini advice itu terkena balik ke para pelaku dunia pendidikan.  Diskursus metode pembelajaran terbaik seperti apa yang tepat di masa pandemi ini menghiasi jagat pendidikan dunia.


Kebetulan juga tampaknya selama berabad-abad perjalanan hidup manusia, dunia pendidikan nyaris tidak ada kreatifitas atau inovasi yang signifikan. Sementara di sisi lain, dunia teknologi mengalami perubahan yang nyaris tak terbayangkan: semakin maju dan cepat.


Memang dunia pendidikan selama ini boleh saja dan memang sudah mengenal teknologi tinggi untuk menjadi option dari pembelajaran tatap muka. Terbukti sebelum pandemi memang sudah ada program yang tidak mengandalkan tatap muka seperti universitas terbuka. Akses buku di perpustakaan via internet atau jarak jauh juga sudah disediakan banyak perpustakaan- perpustakaan. Pun internet itu sendiri memang sudah dimanfaatkan dunia pendidikan sebagai salah satu tools pendukung, termasuklah pembelajaran jarak jauh menggunakan video call atau video conference.


Tapi ya itu tadi sebelum pandemi alternatif metode pembelajaran  seperti diatas hanya seperti menjadi pendukung semata. Nyaris tidak ada pemerintah negara manapun yang menjadikan ini sebagai keunggulan. Ya, selama itu belajar tatap muka dengan guru di depan menjelaskan, lalu murid diminta mendengarkan dengan tekun di bangkunya masing-masing tetap menjadi sesuatu yang tak tergantikan. Sampailah pandemi memaksa dunia pendidikan sepertinya tak ada alasan lagi untuk berubah.


Pandemi memaksa dunia pendidikan untuk tidak lagi menjadikan belajar via internet atau jarak jauh hanya sebagai option. Pandemi memaksa guru-guru yang malas berubah untuk belajar lagi. Pandemi memaksa para pendidik mesti membuat metode baru yang pas untuk belajar jarak jauh.


Walaupun kemudian pandemi mereda, dan dunia pendidikan mulai kembali menerapkan belajar tatap muka, tapi kita bersyukur bahwa sekarang dunia pendidikan lebih berwarna. Dimana-mana seminar, training dan kelas bisa digelar dari tempat yang berjauhan. Seminar, training, dan kelas sekarang tidak lagi jumud mesti menyediakn tempat atau menghadirkan si penyampai ilmu, yang keduanya itu mengandung biaya yang tak sedikit.


Dunia belajar sekarang sudah nyaman dengan menawarkan ke publik: mau belajar tatap muka, online atau hybrid? Si pembelajar pun tidak mesti mengumpulkan banyak biaya jika mau ikut kelas, seminar, atau training yang mungkin lokasinya tak terjangkau atau waktunya tidak cocok.


Hal di atas juga SBS rasakan. Awal-awal datangnya pandemi, kami mesti menutup semua kelas karena semuanya berbasis tatap muka. Tapi sejak pandemi mulai mereda, kini kami mulai membiasakan kelas versi lain, yaitu kelas online atau hybrid.


Jadi meski ulang tahun SBS ke-16 dilingkupi suasana pandemi, kami tidak perlu menatapnya dengan negatif. Tapi justu membuat kami bisa lebih optimis merancang program pendidikan yang lebih kaya untuk publik. Sehingga jika dulu para pendidik SBS mesti terbang ke lokasi yang jauh untuk membuka kelas yang jauh, maka sekarang itu bukan lagi jalan satu-satunya. Era mondial kini lebih nyata.


Kamus Mini =

Reenginering=rekayasa ulang; video conference= pertemuan yang bisa diakses jarak jauh dengan menggunakan video dan internet; jumud= kekakuan cara berpikir; hybrid= kombinasi atau perpaduan dua metode seperti offline dan online; mondial= mendunia.

 

No comments:

Post a Comment

Sang Bintang School